Sejarah perjalanan konsep STIFIn berawal dari tahun 1999 yang lalu, ketika itu Farid Poniman selaku Founder STIFIn , bersama partnernya yaitu Indrawan Nugroho dan Jamil Azzaini mendirikan lembaga training Kubik Leadership. Lembaga training tersebut setiap memulai program terlebih dahulu memetakan peserta training sesuai dengan jenis kecerdasannya.
Sebagai konsep, STIFIn kala itu bisa dibilang masih embrio. Perbaikan konsep dilakukan terus berkelanjutan seiring dengan berkembangnya penyelenggaraan training Kubik Leadership. Meski demikian tesis atau hipotesisnya sudah matang dan kukuh bahwa manusia memiliki kecerdasan genetik.
Pada awalnya , Farid Poniman menggunakan empat kecerdasan yakni Sensing, Thinking, Intuiting, dan Feeling. Yang akhirnya berujung pada penemuan kecerdasan ke lima yakni Insting setelah dilakukannya penelitian dan penyempurnaan terus dilakukan oleh Farid Poniman.
Sekarang STIFIn sudah final dengan lima mesin kecerdasan dan sembilan personality genetik. Artinya tidak akan ada jenis kecerdasan ke enam dan tidak akan ada personality genetik yang ke sepuluh.
Setelah dilakukan riset sekian lama, konsep STIFIn sudah sangat kokoh. Kekuatan utamanya terletak pada konsep yang simpel,akurat, serta aplikatif.