Meskipun semua cara berpikir memiliki keunikan dan kehebatannya masing-masing, akan tetapi jebakan-jebakan berpikir kadang tidak kita sadari.
Secara genetik, manusia dibekali dengan panca indra dan otak untuk menghadapi kehidupan ini. Dari ilmu pengetahuan kita menemukan sebuah fakta menarik tentang otak yang ternyata memiliki bagian yang berbeda-beda, atau dalam konsep kecerdasan genetic kita menyebutnya dengan istilah STIFIn Concept. Dalam STIFIn Concept dikenal adanya 5 bagian otak yang dikenal dengan Mesin Kecerdasan yaitu Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling dan Insting. Setiap manusia ternyata memiliki bagian otak dominan yang menentukann cara berpikir alami dalam merespon stimulus dari lingkungannya. Inilah yang disebut dengan cara berpikir genetik (genetic of mind).
Meskipun semua cara berpikir memiliki keunikan dan kehebatan masing-masing, cara berpikir genetik ternyata juga turut berpengaruh sehingga seseorang dapat masuk kedalam jebakan cara berpikir yang menimbulkan efek negatif dalam kehidupan yang kadang tidak disadari.
Untuk menghindari jebakan cara berfikir tersebut , maka pengetahuan mengenai bagaimana dan apa akibat dari jebakan cara berpikir masing-masing Mesin Kecerdasan perlu kita ketahui.

Sensing
Orang sensing yang memiliki kekuatan otot (myelin), aktif bergerak, melihat fakta, menuntut bukti dan belajar dengan cara berlatih secara tekun , dalam perkembangannya mudah terjebak dalam cara berpikirnya yaitu, memuja sebuah keahlian, mengandalkan spesialisasi, dan terlalu bangga dengan keahlian yang dimilikinya. Akibatnya , kurang bisa menghargai disiplin ilmu lain, lemah dalam menangkap pesan-pesan spiritual, tidak mampu mensintesakan pendekatan yang berbeda, dan gagal menghormati pendapat orang lain.
Thinking (T)
Orang Thinking yang sangat rasional, berpikir dengan mengutamakan l0gika, mengandalkan data angka dan fakta, selalu kritis dan analitis, juga sering terjebak. Yaitu menolak ide-ide liar yang spekulatif, menutup alternatif, dan cara-cara diluar kebiasaan akibatnya menganggap spiritualitas tidak ilmiah, menjadi sekuler dan mengabaikan penghormatan terhadap orang lain.
Intuiting (I)
Orang Intuiting yang kuat dalam ide, imajinasi, kreatifitas, dan inovasi juga bisa terjebak , yaitu ketika memandang rendah ketekunan (karena dipandang tidak kreatif), mengabaikan latihan dan pengulangan. Akibatnya sering mengabaikan pendapat orang lain (karena terlalu larut dengan ide-idenya sendiri), bersifat asosial, dan sering menyepelekan peraturan dan kedisiplinan.
Feeling (F)
Orang Feeling yang cenderung mengandalkan perasaan, sensitif, suka berbicara, dan belajar dengan cara mendengar juga bisa terjebak yaitu ketika mereka memusuhi yang rasional, tegas , dan memusuhi mereka yang kritis (karena sering menyakiti/menyinggung perasaannya). Akibatnya akan meremehkan latihan dan praktek (karena malas), serta akan selalu skeptis dengan ide-ide baru yang penuh resiko
Insting (In)
Orang Insting yang spontan, praktis, suka menolong, adaptif dan serba bisa, akhirnya juga bisa terjebak , yaitu ketika mudah marah kepada orang lain yang tidak mendukung pendapatnya. Akibatnya akan menolak ide-ide yang terlalu rumit dan sulit menurut mereka (padahal sebenarnya simpel), dan akan mengabaikan pendapat yang dinilai terlalu teoritis dan tidak praktis.