Hasil riset yang banyak di terbitkan selama kurun waktu 15- 20 Tahun terakhir memberikan simpulan sementara, bahwa siapa diri kita secara prilaku, dikendalikan oleh 50% gen dan 50% lingkungan tempat kita hidup.
Beberapa bukti empiris memperlihatkan bahwa system otak berhubungan langsung dengan kepribadian (Gale, 1983) . Misalnya, Psikolog Jerman Hans Eysenck mengaitkan langsung antara introversi – ekstroversi dan system saraf pusat . Teori Hans merupakan teori kepribadian yang didasarkan pada keadaan biologis manusia.
Ide dasarnya adalah orang uang ekstrovert relative memiliki tingkat aktivitas otak yang rendah , sehingga mencari stimulasi dari luar untuk menemukan segala hal yang lebih menarik. Sedangkan orang introvert memiliki tingkat aktivitas system saraf pusat yang lebih tinggi sehingga cenderung menghindari lingkungan social yang banyak memberikan stimulus.
Selain itu adapenelitian lain yang menggunakan instumen elektro ensefalogram (EEG) untuk mengetahui kondisi saraf. Penelitian itu mendukung modelo system saraf, yaitu orang ekstrovert menunjukkan aktifitas saraf lebih kecil disbanding orang introvert. Penelitian tersebut menunjukan, karakter kepribadian atau personalitas bersumber dari genetic, yang memiliki kecenderungan yang tetap atau tidak berubah. Kekekalan kepribadian terungkap melalui kajian dalam waktu panjang dengan menelusuri kepribadian individu yang memiliki kesamaan dalam beberapa tahun.